assalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh Kyle hamdulillahi rabbil alamin alladzi hadana lihadza wamaa kunnaa linahtadiya Laula and hadaanallah lakodja ar-rusul Robin abilhaq kok Wan udu until kumpul jannatur istomo ha Bima kuntum ta'malun wa Asyhadu anla ilaha illallah wahdahula syarikalah wa Asyhadu anna muhammadan abduhu warosuluh Shallallahu alayhi wa'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam Jakarta - Pembacaan dua kalimat syahadat merupakan syarat mutlak untuk memeluk agama Islam. Belum syah Islamnya seseorang bila belum mengucapkan kalimat Syahadat termasuk rukun Islam pertama. Dari hadits Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda"Agama Islam berdiri atas lima dasar utama, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Makkah jika mampu. Dua Kalimat Syahadat diucapakan jika seseorang akan memeluk Agama Islam mualaf. Syarat dalam keadaan seperti itu wajib hukumnya. Seseorang harus mengucapkan dua kalimat syahadat secara lisan. Selain itu mengimani dari dalam hati dan mengamalkan dalam membaca dua kalimat syahadat salah satunya dilayani di Kantor Urusan Agama di tingkat Kecamatan. Bisa juga dibimbing oleh ahli agama seperti ustaz dan ulama. Mereka akan menuntun pembacaan ikrar dua kalimat lafaz dua kalimat syahadatأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah".Artinya"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".Setelah seseorang membaca dua kalimat syahadat, dia wajib melakukan rukun islam lainnya seperti sholat, puasa, zakat, dan haji jika mampu. nwy/erd
asyhadualla ila ha illalloh, wa asyhadu anna muhammadarrasululloh. saadan suwung, lemahe keroso, kullu nafsin daa iqotul maut. laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adhiem wal quranul hakiim.. ya allah lelakunya: puasa 3 hari, dimulai dari hari kelahiran. wirid 7 kali sehabis sholat sambil tahan nafas.
Masih terngiang-ngiang di telinga kita apa yang dikatakan guru agama kita di bangku sekolah dasar ketika menerangkan mengenai makna kalimat tauhid laa ilaha illallah’. Guru kita akan mengajarkan bahwa kalimat laa ilaha illallah’ itu bermakna Tiada Tuhan selain Allah’. Namun apakah tafsiran kalimat yang mulia ini sudah benar? Sudahkah penafsiran ini sesuai dengan yang diinginkan al-Qur’an dan Al Hadits? Pertanyaan seperti ini seharusnya kita ajukan agar kita memiliki aqidah yang benar yang selaras dengan al-Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik umat ini baca salafush sholih.Sebelumnya kami akan menjelaskan terlebih dahulu keutamaan kalimat laa ilaha illallah’ agar kita mengetahui kedudukannya dalam agama yang hanif KALIMAT LAA ILAHA ILLALLAH’Kalimat Laa Ilaha Illallah’ merupakan harga surgaKalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah kebaikan yang paling utamaKalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah dzikir yang paling utama Kalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah amal yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setan Kalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah Kunci 8 Pintu Surga, orang yang mengucapkannya bisa masuk lewat pintu mana saja yang dia sukaiTAFSIRAN KALIMAT LAA ILAHA ILLALLAH’ = TIADA TUHAN SELAIN ALLAH’MAKNA ILAH ADALAH TUHAN?ILAH = PENCIPTA, PEMBERI RIZKI, DAN PENGATUR ALAM SEMESTAKEUTAMAAN KALIMAT LAA ILAHA ILLALLAH’Ibnu Rajab dalam Kalimatul Ikhlas mengatakan, “Kalimat Tauhid yaitu Laa Ilaha Illallah, pen memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.” Lalu beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antara yang beliau sebutkanKalimat Laa Ilaha Illallah’ merupakan harga surgaSuatu saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendengar muazin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah’. Lalu beliau mengatakan pada muazin tadi,{ خَرَجْتَ مِنَ النَّارِ }“Engkau terbebas dari neraka.” HR. Muslim no. 873Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,{ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ }“Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621Kalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah kebaikan yang paling utamaAbu Dzar berkata,قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ كَلِّمْنِي بِعَمَلٍ يُقَرِّبُنِي مِنَ الجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ إِذاَ عَمَلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ حَسَنَةً فَإِنَّهَا عَشْرَ أَمْثَالِهَا، قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنَ الْحَسَنَاتِ ، قَالَ هِيَ أَحْسَنُ الحَسَنَاتِ وَهِيَ تَمْحُوْ الذُّنُوْبَ وَالْخَطَايَا“Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau melakukan kejelekan dosa, maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi, “Wahai Rasulullah, apakah laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalimat itu laa ilaha illallah, pen merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55Kalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah dzikir yang paling utamaHal ini sebagaimana terdapat pada hadits yang disandarkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam hadits marfu’,{ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ }“Dzikir yang paling utama adalah bacaan laa ilaha illallah’.” Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 62 Kalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah amal yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setanSebagaimana terdapat dalam shohihain Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,{ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ }“Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak yang dimerdekakan, pen, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” HR. Bukhari no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018 Kalimat Laa Ilaha Illallah’ adalah Kunci 8 Pintu Surga, orang yang mengucapkannya bisa masuk lewat pintu mana saja yang dia sukaiDari Ubadah bin Shomit radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ“Barang siapa mengucapkan saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan bersaksi pula bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” HR. Muslim no. 149 Lihat Kalimatul Ikhlas, 52-66. Sebagian dalil yang ada sengaja ditakhrij sendiri semampu kamiInilah sebagian di antara keutamaan kalimat syahadat laa ilaha illallah dan masih banyak keutamaan yang lain. Namun, penjelasan ini bukanlah inti dari pembahasan kami kali ini. Di sini kami akan menyajikan pembahasan mengenai tafsiran laa ilaha illallah yang keliru yang telah menyebar luas di tengah-tengah kaum muslimin dan juga pemahaman kaum muslimin yang salah tentang kalimat ada yang bertanya-tanya, “Mengapa sih terlalu membesar-besarkan masalah ini?” Lha wong hanya berkaitan dengan penafsiran saja kok dipermasalahkan!” Apa tidak ada pembahasan yang lain?Ingat!! Masalah ini bukanlah masalah yang remeh karena berkaitan dengan penafsiran kalimat yang paling mulia yang merupakan kunci untuk masuk Islam dan perkataan terakhir yang seharusnya diucapkan oleh setiap muslim sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir! Masalah ini berkaitan dengan penafsiran kalimat agung laa ilaha illallah’.Selanjutnya kami akan menjelaskan terlebih dahulu pemahaman yang keliru mengenai tafsiran kalimat ini yang telah tersebar di tengah-tengah masyarakat. Yaitu kalimat yang mulia ini ditafsirkan dengan “Tiada Tuhan selain Allah.” Semoga Allah KALIMAT LAA ILAHA ILLALLAH’ = TIADA TUHAN SELAIN ALLAH’Selama ini diketahui bahwa tafsiran kalimat laa ilaha illallah’ yang telah diajarkan sejak bangku SD sampai perguruan tinggi adalah Tiada Tuhan selain Allah’. Yang perlu kita tanyakan, apakah tafsiran laa ilaha illallah’ seperti ini sudah sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadits ?Jika kita perhatikan, Ilah dalam kalimat yang mulia ini diartikan dengan kata Tuhan. Apakah tafsiran seperti ini sudah tepat? Mari kita ILAH ADALAH TUHAN?Jika kalimat laa ilaha illallah’ diartikan dengan Tiada Tuhan selain Allah’, maka ilah pada kalimat tersebut berarti Tuhan. Namun jika kita perhatikan kata Tuhan dalam penggunaan keseharian bisa memiliki dua pertama, kata Tuhan berarti pencipta, pengatur, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan yang merupakan sifat-sifat rububiyyah Allah.Makna kedua, kata Tuhan berarti sesembahan Sucikan Iman Anda, hal. 17.Selanjutnya perhatikanlah firman Allah ta’ala,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan kepada Muhammad Raa’ina’, tetapi katakanlah Unzhurna’, dan dengarlah’.” QS. Al Baqarah [2] 104.Dalam ayat ini, Allah melarang para sahabat untuk menyebut ra’ina yang artinya perhatikanlah kami, tetapi hendaknya menggunakan unzhurna. Mengapa demikian? Karena kata ra’ina juga sering digunakan oleh orang-orang Yahudi untuk memanggil Nabi shallallahu alaihi wa sallam, namun dalam rangka mengejek, ra’ina dalam penggunaan orang-orang Yahudi bermakna tolol/bodoh. Karena kata tersebut mengandung dua makna bisa bermakna baik dan bisa bermakna buruk, maka Allah melarang yang demikian. Lihat Tafsir Surat Al Baqarah, Al UtsaiminBegitu juga dengan kalimat laa ilaha illallah’. Karena kalimat ini merupakan kunci surga, dzikir dan amalan yang utama, serta paling banyak ganjarannya ketika diucapkan; maka seorang muslim selayaknya tidak mengartikan kalimat yang mulia ini dengan kata yang memiliki penafsiran ganda yang di dalamnya kemungkinan bermakna salah. Dari mana kita bisa menyatakan kata Tuhan pada kalimat ini bermakna keliru dan salah? Silakan menyimak tulisan = PENCIPTA, PEMBERI RIZKI, DAN PENGATUR ALAM SEMESTAPembahasan pertama, bagaimana kalau ilah pada kalimat laa ilaha illallah’ bermakna Tuhan yang berarti pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta disebut dengan sifat Rububiyah?Sebelumnya perlu kami sebutkan di sini bahwasanya keyakinan tentang Allah sebagai satu-satunya pencipta, satu-satunya penguasa, satu-satunya pemberi rezeki dan satu-satunya pengatur alam semesta adalah keyakinan yang benar dan tidak ada keraguan tentangnya. Namun, perlu diketahui bahwa keyakinan seperti ini juga diakui oleh orang-orang musyrik sebagaimana terdapat dalam banyak ayat/dalil. Mari kita membuka mushaf dan melihat dalil-dalil pertama, Allah ta’ala berfirman,قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمْ مَنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ“Katakanlah “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” QS. Yunus [10] 31Dalil kedua, firman Allah ta’ala,وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari menyembah Allah?” QS. az-Zukhruf [43] 87Dalil ketiga, firman Allah ta’ala,لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ“Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab “Allah”, Katakanlah “Segala puji bagi Allah”, tetapi kebanyakan mereka tidak memahaminya.” QS. al-Ankabut [29] 63Dalil keempat, firman Allah ta’ala,أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ“Atau siapakah yang memperkenankan do’a orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu manusia sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada tuhan yang lain? Amat sedikitlah kamu mengingatiNya.” QS. an-Naml [27] 62Perhatikanlah! Dalam ayat-ayat di atas terlihat bahwasanya orang-orang musyrik itu mengenal Allah, mereka mengakui sifat-sifat rububiyyah-Nya yaitu Allah adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, serta penguasa alam semesta. Namun, pengakuan ini tidak mencukupi mereka untuk dikatakan muslim dan selamat. Kenapa? Karena mereka mengakui dan beriman pada sifat-sifat rububiyah Allah saja, namun mereka menyekutukan Allah dalam masalah ibadah. Oleh karena itu, Allah berfirman terhadap mereka,وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan lain.” QS. Yusuf [12] 106Ibnu Abbas mengatakan, “Di antara keimanan orang-orang musyrik Jika dikatakan kepada mereka, Siapa yang menciptakan langit, bumi, dan gunung?’ Mereka akan menjawab, Allah’. Sedangkan mereka dalam keadaan berbuat syirik kepada-Nya.”Ikrimah mengatakan,”Jika kamu menanyakan kepada orang-orang musyrik siapa yang menciptakan langit dan bumi? Mereka akan menjawab Allah. Demikianlah keimanan mereka kepada Allah, namun mereka menyembah selain-Nya juga.” Lihat Al-Mukhtashor Al-Mufid, 10-11Dari ayat-ayat di atas, terlihat jelas bahwa keyakinan tentang Allah sebagai pencipta, pemberi rizki, pengatur alam semesta, yang menghidupkan dan mematikan juga merupakan keyakinan orang-orang musyrik. Bagaimana jika kalimat laa ilaha illallah’ diartikan dengan tidak ada Tuhan selain Allah yang bisa bermakna tidak ada pencipta selain Allah’ atau tidak ada penguasa selain Allah’ atau tidak ada pemberi rezeki selain Allah’?Kalau diartikan demikian, lalu apa yang membedakan seorang muslim dan orang-orang musyrik? Apa yang membedakan orang-orang musyrik sebelum mereka masuk Islam dan setelah masuk Islam? Dan perhatikanlah tafsiran semacam ini akan membuka berbagai pintu kesyirikan di tengah-tengah kaum muslimin. Kenapa demikian?Karena kaum muslimin akan menyangka bahwa ketika seseorang sudah mengakui tidak ada pencipta selain Allah’ atau tidak ada pemberi rezeki selain Allah’, maka mereka sudah disebut muwahhid orang yang bertauhid. Walaupun mereka berdoa dengan mengambil perantaraan selain Allah, bernazar dengan ditujukan kepada kyai fulan, itu tidaklah mengapa. Ini sungguh kekeliruan yang sangat fatal. Berarti keyakinan mereka sama saja dengan keyakinan orang-orang musyrik dahulu yang mengakui sifat-sifat rububiyyah Allah, namun mereka menyekutukan Allah dalam ibadah seperti doa dan nazar. Orang-orang musyrik tidak mengingkari sifat rububiyyah semacam ini sebagaimana terdapat pada ayat-ayat di pada pembahasan pertama ini kesalahan tafsiran laa ilaha illallah’ dengan tiada Tuhan selain Allah yang bermakna tidak ada pencipta selain Allah atau tiada penguasa selain Allah. Letak kesalahannya adalah karena mengartikan kalimat syahadat ini dengan sebagian maknanya saja yaitu makna rububiyyah. Sedangkan makna rububiyyah jelas-jelas juga diakui oleh kaum musyrikin, walaupun kalimat tidak ada pencipta selain Allah dan semacamnya, pada dasarnya bermakna insya Allah-***Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Muroja’ah Ustadz Aris Munandar Artikel
\n \n \n\nasyhadu anla atau asyhadu alla
Asyhadualla ilaha? - ramadhan disebut ibadah syahrul (ibadat bulan) dan syahrul maghfiroh (bulan pengampunan). Muslim diperintahkan untuk menghidupkan kembali bulan ini dengan melipatgandakan doa dan dhikr. Nabi صلى الله عليه وسلم menghidupkan kembali bulan ramadhan dengan berdoa dalam al -qurannya, qiyam -nya, dan kenangannya. At Tauhid edisi VII/12 Oleh Muhammad Rezki Hr. Asyhadu alla ilaaha illallah Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Setiap hari, dua kalimat ini selalu dikumandangkan dalam adzan, iqomah, khutbah, ceramah, dan pembicaraan-pembicaraan lainnya. Setiap hari pula, kita sebagai seorang muslim membacanya ketika sholat. Namun, sudahkah kita faham akan maknanya? Dua Kalimat Syahadat Merupakan Syarat Sah Islam Suatu ketika, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal, untuk meng-islam-kan sekelompok orang yang tinggal di negeri Yaman. Sebelum Sahabat Mu’adz bin Jabal berangkat, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpesan kepada Mu’adz “Ajaklah mereka agar mau bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya aku adalah utusan Allah. Apabila mereka telah melakukan hal tersebut bersyahadat maka beritahulah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka solat lima waktu sehari semalam. Lalu apabila mereka telah melakukan hal tersebut, maka beritahulah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka untuk mensedekahkan harta mereka, yang sedekah tersebut diambil dari orang-orang kaya dari mereka, dan diberikan kepada orang-orang miskin dari mereka” HR. Bukhori Dari hadits di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwasanya bersaksi dengan dua kalimat syahadat adalah syarat sah islam. Sholat dan zakat barulah diperintahkan setelah mereka mau bersaksi dengan dua kalimat syahadat. Jika mereka tidak mau bersaksi, maka sholat, zakat, dan amalan-amalan lainnya tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Makna Syahadat Syahadat artinya adalah persaksian. Dalam hal ini, persaksian barulah dianggap sebagai sebuah persaksian ketika telah mencakup tiga hal [1] Mengilmui dan meyakini kebenaran yang dipersaksikan. [2] Mengucapkan dengan lisannya. [3] Menyampaikan persaksian tersebut kepada yang lain Mutiara Faedah Kitab Tauhid, Ustadz Abu Isa. Persaksian tidaklah cukup di lisan saja, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang munafik yang diancam oleh Allah dengan adzab neraka. Orang-orang munafik mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan, namun hati mereka tidak membenarkannya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata “Kami bersaksi bahwasanya engkau benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwasanya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” QS. Al Munafiquun 1 Begitu juga sebaliknya, syahadat ini tidak cukup diyakini dalam hati tanpa diucapkan. Paman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Abu Thalib adalah orang yang dengan segenap kekuatan, harta benda dan jabatannya telah membantu dakwah Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Kenapa dia rela melakukan hal demikian? Suatu ketika dia pernah mengakui bahwa sebenarnya ajaran agama yang paling benar adalah agama yang dibawa keponakannya. Namun sayang seribu sayang, sampai nyawanya sudah di tenggorokan dia tidak mau mengucapkan dua kalimat syahadat. Akhirnya dia pun mati dalam keadaan kafir. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari keadaan seperti itu. Makna Asyhadu alla ilaaha illallah Asyhadu alla ilaaha illallah artinya aku bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Dalam syahadat ini terdapat penafian penolakan sesembahan selain Allah dan penetapan bahwa sesembahan yang benar hanya Allah. Adalah sebuah kenyataan bahwasanya di dunia ini terdapat banyak sesembahan selain Allah. Ada orang yang menyembah kuburan, pohon, batu, jin, wali, dan lain-lain. Akan tetapi semua sesembahan tersebut tidak berhak untuk disembah, yang berhak disembah hanya Allah. Allah berfirman yang artinya “Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah Dialah tuhan yang haq dan Sesungguhnya segala sesuatu yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil. Dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” QS. Al Hajj 62. Allah juga berfirman yang artinya “Maka barangsiapa yang ingkar kepada sesembahan selain Allah dan beriman pada Allah, sungguh dia telah berpegang pada tali yang sangat kuat.” QS. Al Baqarah256 Makna Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah artinya aku bersaksi bahwasanya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah Rasul Allah. Rasul adalah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah berupa syari’at dan ia diperintahkan untuk mendakwahkan syari’at tersebut Syarah Arba’in an Nawawiyah, Syaikh Al Utsaimin. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya! Tidaklah mendengar kenabianku salah seorang dari umat ini, baik itu Yahudi atau pun Nasrani, lalu ia meninggal sementara ia tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali ia akan termasuk penduduk neraka” HR. Muslim Perlu diingat, selain beliau adalah seorang Rasul Allah, beliau juga berstatus sebagai Hamba Allah. Di satu sisi kita harus mencintai dan mengagungkan beliau sebagai seorang Rasul, di sisi lain kita tidak boleh mengagungkan beliau secara berlebihan. Beliau bersabda “Sesungguhnya aku hanyalah hamba, maka sebutlah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Beliau Shallallahu Alaihi Wa sallam tidak boleh kita anggap memiliki sifat-sifat yang berlebihan, atau memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, semisal menganggap beliau mengetahui perkara yang ghaib, mampu mengabulkan do’a, mampu menghilangkan kesulitan kita, dan lain-lain. Syahadat harus diterapkan Ketahuilah, jika seseorang telah bersaksi dengan dua kalimat syahadat, ada hak dan kewajiban yang harus ia lakukan. Diantara hak yang didapatkannya adalah haramnya darah dan hartanya. Maksudnya, seseorang yang telah bersaksi dengan dua kalimat syahadat tidak boleh untuk diperangi, ditumpahkan darahnya, dan dirampas hartanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sampai mereka mau bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan sholat, serta menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukan hal tersebut, mereka telah menjaga darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak islam. Adapun hisab mereka adalah urusan Allah Ta’ala” HR. Bukhori dan Muslim Adapun kewajiban yang harus dilakukan adalah 1. Kewajiban setelah bersaksi Asyahadu alla ilaaha illallah Konsekuensi orang yang bersaksi Asyahadu alla ilaaha illallah adalah wajib meninggalkan segala bentuk peribadahan dan ketergantungan hati kepada selain Allah. Seluruh ibadah haruslah ia lakukan ikhlas kepada Allah semata. Dan juga, ia wajib mencintai orang yang bertauhid menyembah Allah semata dan membenci orang yang berbuat syirik menyekutukan Allah. 2. Kewajiban setelah bersaksi Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah Orang yang telah bersaksi Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah maka konsekuensinya ia wajib membenarkan segala yang dikabarkan oleh Rasulullah tanpa meragukannya, melakukan apa yang Beliau perintahkan, menjauhi apa yang beliau larang, mendahulukan dan menghormati sabda beliau di atas perkataan selainnya, beribadah kepada Allah sesuai tuntunannya, tidak menambah-nambah ajarannya, serta melahirkan sikap cinta terhadap orang yang taat dengan sunnah beliau dan benci terhadap orang yang mengingkari sunnah beliau. Dan termasuk pula meyakini beliau sebagai penutup para Nabi dan Rasul, tidak ada lagi nabi setelah beliau. Keduanya Harus Beriringan Belumlah sah keislaman seseorang jika ia hanya bersaksi dengan salah satu dari dua kalimat syahadat saja. Didalam banyak ayat di dalam Al Qur’an Allah menggandengkan ketaatan kepada diri-Nya dengan ketaatan kepada Rasul-Nya. Diantaranya, Allah berfirman yang artinya “Katakanlah Taatilah Allah dan Rasul-Nya’.” QS. Ali Imran 32. Juga didalam banyak hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menggandengkan ketaatan kepada Allah dengan ketaatan kepada Rasul-Nya yang menunjukkan bahwa dua kalimat syahadat haruslah digandengkan. Dari sini, para Ulama’ menarik kesimpulan bahwasanya tidaklah sah amal ibadah seseorang kecuali memenuhi dua syarat, yaitu Ikhlas dan Ittiba’. Ikhlas adalah konsekuensi dari syahadat Asyahadu alla ilaaha illallah. Maksudnya amal ibadah seseorang tidak akan diterima jika ia tujukan kepada selain Allah, atau jika ia campuri ibadah kepada Allah dengan ibadah kepada selain Allah. Amal ibadah seseorang akan diterima jika hanya kepada Allah semata. Adapun Ittiba’ adalah konsekuensi dari syahadat Asyahadu anna Muhammadar Rasulullah. Maksudnya amal ibadah seseorang juga tidak akan diterima oleh Allah jika ia beramal ibadah dengan suatu cara yang tidak dicontohkan dan diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Amal ibadah tersebut akan diterima Allah jika mencocoki ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Jadi, keislaman seseorang akan sempurna dan amal ibadah seseorang akan diterima jika telah mengumpulkan kedua hal tersebut. Syahadat Pun Bisa Batal Dua kalimat syahadat yang telah dipersaksikan oleh seseorang bisa saja batal jika ia melakukan amalan-amalan yang bisa membatalkannya. Amal-amalan tersebut bisa berupa perkataan, perbuatan, keyakinan, atau keraguan. Banyak amalan yang bisa membatalkan dua kalimat syhadat sehingga perlu diketahui dan diwaspadai. Perlu pembahasan tersendiri untuk membahas tentang pembatal-pembatal syahadat. Demikian pembahasan yang singkat ini. Semoga Allah menjaga kita dari kemunafikan dan kekafiran. Dan semoga kita bisa beribadah ikhlas karena Allah semata dan bisa mengikuti tuntunan Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam. [Muhammad Rezki Hr*] * Penulis adalah santri Ma’had al-Ilmi Yogyakarta, menjadi mudir Ma’had Umar Bin Khattab, dan sedang menempuh studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Teknik Arsitektur UGM. kalimatAllahu Akbar,Allahu Akbar (2x,)Asyhadu anla ilaha illallah (2x),Asy hadu anna muhammadarrasulullah(2x),Hayya alash sholah(2x),Hayya alal falah (2x),Allaahu Akbar(2x),laa ilaha illallah(1x)(Allah Maha Besar,Selain Allah kecil termasuk diri kita sendiri,lenyaplah segala keangkuhan),Aku bersumpah aku hanya boleh jadi budak Allah bukan - Arti Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah, Dua Kalimat Syahadat. Dua kalimat syahadat adalah rukun Islam yang pertama. Orang muslim pasti mengucapkan kalimat ini setiap hari, minimal dalam sholat. Syahadat artinya persaksian. Berikut bacaan dua kalimat syahadat اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Latin Arab Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah Artinya Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi, nabi Muhammad adalah utusan Allah. Dua syahadat tersebut, disebut juga syahadat tauhid yaitu bacaan Asyhadualla ila hailallah, yaitu persaksian meng-Esakan Allah. Dan Syahadat rasul, untuk bacaan Waasyhadu anna muhammadar rasulullah, yaitu persaksian atas utusan Allah, yaitu Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam. Dua kalimat syahadat juga biasa disebut dengan syahadatain. Bacaan syahadat tauhid dan syahadat rasul juga terdapat dalam bacaan tasyahud awal dan akhir. Umat muslim setiap harinya minimal menjalankan 5 shalat waktu, di luar shalat sunnah yang dilakukan, maka minimal mengucapkan 9 kali dua kalimat syahadat dua kali kalimat syahadat saat shalat dzuhurdua kali kalimat syahadat saat shalat ashardua kali kalimat syahadat saat shalat maghribdua kali kalimat syahadat saat shalat isyasatu kali syahadat dalam shalat subuh Itulah arti Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah, Dua Kalimat Syahadat. Baca juga Arti Shalallahu Alaihi Wassalam Adalah, Gelar di Belakang Nama Rasulullah, Maksud, Tujuan & Maknanya Baca juga Bacaan Dua Kalimat Syahadat, Salah Satu Rukun dalam Rukun Islam dan Syarat Masuk Islam bagi Mualaf Baca juga Arti Tholaal Badru Alaina, Bacaan Shalawat, Banyak Dipakai Saat Syukuran Aqiqah, Lengkap Lirik Arab Asyhadualla ilaha illallah adalah syahadat rasul, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah adalah syahadat rasul. Arti dari dua kalimat syahadat kurang lebih " Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah " Syahadatain adalah syarat seseorang untuk masuk Islam. ArticlePDF Available AbstractObjek material tulisan ini adalah salah satu puisi serial asyhadu an lā imroatan illa anti disingkat ALIA karya Nizar Qabbani, penyair Suriah. Bahasa puisi bersifat konotatif, penuh tanda dan ambigu. Sehingga bahasa puisi agak sulit dimengerti. Maka objek formal untuk memahami puisi yang dianalalisis adalah teori semiotik Riffaterre. Hasil analisis semiotik Riffaterre puisi ALIA antara lain melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik terdapat ketidaklangsungan ekspresi puisi. Seperti penyimpangan arti pada kata anak ṭiflun, jernih rāqiyah, dan merusak diriku afsadatnī . Penggantian arti pada kata laut bahrun. Model puisi ini yaitu, ia memperlakukanku seperti bocah ta’āmalat ma’i kaṭiflin dan selain engkau illa anti. Matriks atau intisari puisi yaitu Tiada perempuan yang mampu mengembalikan masa kanak-kanakku selain engkau’. Hipogram puisi ini yaitu, pertama, puisi yang dianalisis berhubungan dengan puisi Nizar yang lain. Kedua, Nizar mentransformasikan kisah legenda Layla Majnun kedalam puisi ALIA. Ketiga, ide pokok yang tersirat dari puisi tersebut adalah paham monisme dalam filsafat, atau wihdatul wujud dalam tasawuf. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre PUISI ASYHADU AN LĀ IMROATAN ILLA ANTI KARYA NIZAR QABBANI ANALISIS SEMIOTIK RIFFATERRE Abdul Ambar Rahim UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi E-Mail abdulambarbungo Abstrak Objek material tulisan ini adalah salah satu puisi serial asyhadu an lā imroatan illa anti disingkat ALIA karya Nizar Qabbani, penyair Suriah. Bahasa puisi bersifat konotatif, penuh tanda dan ambigu. Sehingga bahasa puisi agak sulit dimengerti. Maka objek formal untuk memahami puisi yang dianalalisis adalah teori semiotik Riffaterre. Hasil analisis semiotik Riffaterre puisi ALIA antara lain melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik terdapat ketidaklangsungan ekspresi puisi. Seperti penyimpangan arti pada kata anak ṭiflun, jernih rāqiyah, dan merusak diriku afsadatnī . Penggantian arti pada kata laut bahrun. Model puisi ini yaitu, ia memperlakukanku seperti bocah ta’āmalat ma’i kaṭiflin dan selain engkau illa anti. Matriks atau intisari puisi yaitu Tiada perempuan yang mampu mengembalikan masa kanak-kanakku selain engkau’. Hipogram puisi ini yaitu, pertama, puisi yang dianalisis berhubungan dengan puisi Nizar yang lain. Kedua, Nizar mentransformasikan kisah legenda Layla Majnun kedalam puisi ALIA. Ketiga, ide pokok yang tersirat dari puisi tersebut adalah paham monisme dalam filsafat, atau wihdatul wujud dalam tasawuf. Kata Kunci Puisi, Nizar Qabbani, semiotik Riffaterre Puisi dalam bahasa Arab disebut syi’ir syair ejaan Indonesia, secara etimologi merujuk kamus Mu’jam al-Wasith berasal dari kata sya’ara-yas’aru-syi’ran. Artinya merasakan atau mengetahui. Kata sya’ara jika diaplikasikan dalam bentuk kalimat NAZHARAT JURNAL KEBUDAYAAN Vol. 28 No. 02, Desember 2022 NAZHARAT Jurnal Kebudayaan merasakan apa yang tersembunyi, sesuatu yang berkesan, membatin dengan syi’ir puisi Dhaif, 2011 484. Berdasarkan makna etimologi tersebut, pendapat Wordsworth dan Auden bisa menjadi makna terminologi. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang diangankan atau direkakan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-campurPradopo,20126. Nizar Qabbani merupakan penyair Arab yang berasal dari Damaskus, yang termasuk kota tertua di dunia dan menjadi ibu kota Suriah sekarang. Lahir pada tanggal 21 Maret 1923. Ia merupakan ikon penting dalam kesusastraan Arab modern. Seorang kritikus sastra, Husain bin Hamzah memberi gelar Nizar Qabbani sebagai “Presiden Republik Puisi”Qabbani, 201815. Nizar banyak mengarang puisi bertemakan cinta dan wanita. Seakan-akan ia ingin menjelaskan bahwa cinta dan wanita ibarat jasad dan ruh. Selalu menyatu, tidak terpisah. Kitab Cinta Kitāb al-Hubb, cinta akan selalu menjadi tuanku sayabqā al-hubb sayyidi, wanita dalam puisi dan hidupku al mar’atu fi syi’rī wa fi hayātī, aku bersaksi tiada perempuan selain engkau asyhadu an lā imroatan illa anti merupakan sederet karya Nizar yang menjadi bukti bahwa ia banyak menulis puisi tentang cinta dan wanita. Penulis akan mengalisis salah satu puisi yang ada di dalam antologi puisi asyhadu an lā imroatan illa anti disingkat ALIA edisi cetakan keenam tahun 1983 terbit di Damaskus, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Musyfiqur Rahman. Penulis tertarik mengkaji antologi tersebut karena judulnya berupa plesetan dari syahadat. Dalam antologi tersebut terdapat puisi serial yang judulnya sama dengan judul antologi puisi tersebut. Puisi berjudul ALIA terdapat 10 seri, dan penulis akan menganalisis seri ketiga yang terdiri dari dua bait. Karena menurut hemat penulis, puisi tersebut menjadi sentral puisi serial ALIA. Memahami bahasa puisi tidaklah mudah, tidak bisa sekali baca, perlu pembacaan berulang-ulang dan perenungan. Karena bahasanya yang tidak langsung, penuh tanda dan ambigu. Semiotik bisa menjadi solusi dan alat bantu’ dalam menggali makna puisi. Semiotik adalah ilmu tentang tanda, penafsiran tanda dan segala hal yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain Rusmana, 201420. Para pakar semiotika berpendapat bahwa segala hal yang ada di Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre dunia ini merupakan tanda-tanda. Bendera, iklan, gerak tubuh, kata dan kalimat adalah contoh-contoh tanda. Bahasa puisi itu adalah tanda yang memungkinkan timbulnya makna puisi, maka menganalisis puisi itu adalah memburu tanda-tanda pursuit of signs Pradopo,2012125. Teori semiotik sangat beragam, kita bisa memilih salah satu teori semiotik tergantung objek material yang ingin diteliti. Beberapa filsuf Barat memiliki teori pendapat sendiri tentang semiotik. Seperti Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa setiap tanda terdiri dari dua bagian yaitu, penanda bunyi kata dan petanda arti kata. Charles Sanders Peirce memiliki teori triadik semiotik, yang terdiri dari persepsi dasar representament, sesuatu yang dirujuk object dan penafsiran interpretant Rusmana, 201482. Menurut hemat penulis, jika ingin menganalisis makna puisi secara lebih komprehensif, maka teori semiotik Riffaterre seorang kritikus sastra asal Prancis ini sangat relevan. Hal ini diperkuat dengan karyanya berjudul Semiotics of Poetry semiotika puisi yang terbit tahun 1978. Merujuk pada teori Riffaterre, penulis akan menganalisis puisi ALIA dengan mencari makna heuristik atau makna kebahasaan dan makna hermeneutik yang meliputi model, matriks dan hipogram. THEORITICAL FRAMEWORK  Dalam Semiotics of Poetry, Riffaterre menggagas pengkajian puisi dari perspektif semiotik. Ia memandang aktivitas dan hakikat puisi sebagai bermain dengan kata tanpa isi atau kosong dari pesan, baik perasaan, moral maupun filsafat. Ia menyatakan bahwa “a poem says one things and means another” sebuah puisi mengatakan sesuatu yang berbeda dari makna yang dikandungnya Rusmana, 2014353. Ia berpendapat bahwa pemberian makna sajak secara semiotik dapat dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik, lalu mencari model, matriks dan hipogram. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan konvensi bahasa dan arti kamus. Mengingat bahasa memiliki arti referensial, maka untuk menangkap arti, pembaca harus memiliki kompetensi linguistik. Pembacaan heuristik pada dasarnya NAZHARAT Jurnal Kebudayaan merupakan interpretasi tahap pertama, yang bergerak dari bawah ke akhir teks puisiRatih, 20176. Langkah selanjutnya adalah pembacaan hermeneutik, adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan metode penafsiran. Pembacaan ini adalah pemberian makna berdasarkan konvensi sastra puisi. Riffaterre mengemukakan puisi itu ekspresi tidak langsung dengan menyembunyikannya ke dalam suatu tanda. Ketidaklangsungan ekspresi itu disebabkan oleh tiga hal 1 penggantian arti displacing of meaning, 2 penyimpangan arti distorting of meaning, 3 penciptaan arti creating of meaning. Riffaterre menjelaskan lebih detail. Penggantian arti disebabkan oleh penggunaan bahasa kiasan figurative language atau uslūb al-majāzi jika dipadankan dengan literatur Arab. Meliputi metafora, metonimi, simile, personifikasi dan sinekdoki. Penyimpangan arti disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi dan nonsense kata tanpa arti. Penciptaan arti disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks puisi, yaitu enjambemen perloncatan baris, tipografi susunan baris puisi dan homolog persamaan posisi dalam bait Pradopo, 2012291-293. Matriks adalah kata kunci atau intisari dari sebuah teks puisi. Matriks merupakan konsep abstrak yang tidak pernah teraktualisasi dan tidak muncul dalam teks. Matriks dapat berupa kata, frase, klausa atau kalimat sederhana. Aktualisasi pertama dari matriks adalah model yang dapat berupa kata atau kalimat tertentu. Ciri utama model adalah sifat puitisnya. Jadi jika matriks merupakan motor penggerak derivasi tekstual, maka model adalah pembatas derivasi tersebut. Di samping matriks dan model, yang harus diperhatikan dalam memahami makna puisi adalah hipogram. Hipogram adalah teks yang menjadi latar atau asal-usul penciptaan sebuah teks baru puisi. Tiap teks itu merupakan mozaik kutipan-kutipan dan merupakan penyerapan teks-teks lain. Maksudnya tiap teks itu mengambil hal-hal yang bagus dan diolah kembali dalam karyanya atau ditulis kembali setelah melihat, meresapi, dan meyerap hal-hal menarik, baik secara sadar maupun tak sadar Ratih, 20176. Hal ini senada dengan konsep intertekstualitas yang digagas oleh Julia Kristeva, yaitu hubungan antara satu teks dengan teks lain. Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre METHOD  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan semiotik. Lebih tepatnya, objek formal yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotik Riffaterre dengan objek material puisi ALIA. Sebelum melakukan penelitan lebih jauh, penulis membaca berulang-ulang dengan teliti puisi yang akan dikaji. Menurut Aminuddin, melalui pembacaan secara berulang-ulang, juga mampu menjalin semacam hubungan batin antara peneliti dengan puisi yang akan dianalisis Aminuddin, 2009 161. Langkah pertama penelitian ini yang berpedoman teori semiotik Riffaterre adalah mencari makna heuristik dengan cara menerjemahkan puisi dari bahasa Arab ke Indonesia. Langkah kedua adalah menafsirkan hermeneutik dan mencari makna simbolik dari puisi yang sudah diterjemahkan dengan menganalisis prinsip-prinsip sastra. Dalam hal ini ketaklangsungan ekspresi puisi yang meliputi penggantian arti, penyimpangan arti dan penciptaan arti. Langkah ketiga supaya makna puisi bisa lebih bulat’ dan memusat adalah dengan mencari matriks, model dan hipogram. FINDINGS & DISCUSSION  A. Aplikasi Semiotik Riffaterre Dalam Puisi ALIA Karya Nizar Qabbani Teks Puisi ALIA adalah sebagai berikut                NAZHARAT Jurnal Kebudayaan               1. Pembacaan Heuristik Puisi ALIA     Asyhadu berarti aku bersaksi, mengakui, bersumpah. Puisi ini menggunakan sudut pandang orang pertama aku yang mengindikasikan adanya kau. An/ sungguh atau bahwa. La/ berarti tidak, untuk menafikan sesuatu. Imroatan/ berarti perempuan. Aku bersaksi bahwa tiada perempuan’. Kata perempuan disini masih umum dan ambigu, bisa jadi kekasih, istri, saudara perempuan atau ibu.    Ta’āmalat ma’ī/ berarti ia memperlakukanku, atau bercengkrama denganku, ma’ī artinya denganku, menjadi objek. Asal katanya ta’āmala menambah huruf ta di awal kalimah dan huruf alif setelah fa’ fiil. Maka faedah wazan ini adalah lil musyārokah baina iśnaini fa akśara persekutuan timbal balik antara dua orang atau lebih, berarti si aku dan perempuan itu saling membutuhkan, saling bersenda gurau. Kaṭiflin/ huruf kaf Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre disini adalah perabot tasybih perumpamaan berarti seperti. Ṭiflin berarti bayi, anak kecil, bocah atau bisa berarti halus. Yang menarik makna ṭiflin disini adalah halus, karena anak kecil harus diperlakukan dengan halus, lembut penuh perhatian. Apalagi umruhu syahrāni/ berarti umurnya bocah masih dua bulan. Memperlakukanku seperti bocah berusia dua bulan’.  Illa/ artinya kecuali, selain, untuk menafikan sesuatu. Anti/ kamu perempuan.    Wa/ artinya dan, wa ini bukan kata hubung tapi bermakna isti’naf pembuka kalimat. Qaddamat/ fi’il māḍi menyimpan ḍamīr hiya dia perempuan yang berarti ia mempersembahkan, menyajikan. Li/ bagiku. Laban/ berarti susu. Uṣfūr/ dalam Mu’jam al-Wasīṭh artinya jenis burung kecil yang mematuk atau unta yang berpunuk dua. Karena burung bukanlah mamalia yang menyusui, penulis memakai arti unta yang lebih sesuai dengan konteks kalimat. Ia menyajikanku susu unta’    Wa /dan, sebagai penghubung baris sebelumnya yang masih satu narasi. Azhāra bentuk jama’ artinya bunga-bunga, bentuk tunggalnya zahratun. Al’āba permainan-permainan, bentuk tunggalnya la’bun. bebunga dan permainan’. Kata bunga dan permainan disini berhubungan dengan kata ṭifl pada baris sebelumnya.    “aku bersaksi bahwa tiada perempuan” baris puisi ini diulangi lagi untuk kedua kali.    Kānat/ adalah amil atau kata yang mempengaruhi baris akhir suatu kalimat, tidak memiliki arti. Ma’ī/ bersamaku, karīmatan/ kata sifat berarti dermawan, rendah hati, NAZHARAT Jurnal Kebudayaan mulia. Kal baḥri/ bagaikan laut atau samudera. yang amat dermawan padaku bak lautan’  Rāqiyatan/ bentuk kata sifat berarti sesuatu yang jernih atau yang tinggi. Ka/ seperti, merupakan perabot tasybih. Syi’r/ adalah puisi. jernih bagai puisi’  Dallalatnī/ dallala kata kerja lampau māḍi, fa’ilnya tersembunyi yaitu hiya, huruf nun lil wiqayah sedangkan huruf ya’nya adalah mutakallim wahdah sebagai maf’ul bih muḍmar artinya ia perempuan memanjakanku. Mislama/ artinya seperti. Fa’alti/ apa yang telah kau perbuat. Memanjakanku sebagaimana yang kau perbuat’.   “Aku bersaksi bahwa tiada perempuan” baris puisi ini diulangi lagi untuk ketiga kali.  Afsadatnī/ berarti ia merusak diriku, menghancurkan menjadi porak-poranda. Misla/ seperti. Ma/ apa. Fa’alti/ engkau perbuat. Merusak diriku seperti kau perbuat’.   “Aku bersaksi bahwa tiada perempuan” baris puisi ini diulangi lagi untuk keempat kali.   Qad/ tanda kata kerja berarti telah atau sungguh. Ja’alat ia menjadikan, menciptakan. Ṭufūlatī/ masa kanak-kanku. telah menjadikan masa kanak-kanakku” Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre  Tamtaddu/ asal katanya imtadda-yamtaddu berarti meluas, memanjang, selama. Lil khamsīna/ lima puluh tahun/setengah abad. Illa anti/ kecuali engkau. selama setengah abad, selain engkau’. 2. Pembacaan Hermeneutik Puisi ALIA Awal bait pertama dimulai dengan,Aku bersaksi tiada perempuan’. Merupakan plesetan dari syahadat. Bentuk plesetan ini adalah plesetan kalimat, dengan mengikuti struktur dan intonasi kalimat, dengan cara mengubah satu kata atau lebih sehingga memiliki makna baru Sibarani 257. Si aku menegaskan tidak ada perempuan yang patut dicintai selain engkau. Semua perempuan yang kukenal, hanya kaulah yang mampu menarik hatiku. Engkau disini adalah perempuan pujaan si aku. Disini si aku memberi sinyal bahwa ia hanya fokus kepada satu perempuan saja dalam segala hal. Dalam kepustakaan kaum sufi, cinta kepada makhluk dalam puisi ini perempuan merupakan sebuah sarana untuk melatih dan mengasah cinta yang transenden kepada Tuhan semesta alam. Alasannya jelas bahwa seluruh makhluk itu tak lain merupakan perpanjangan tangan dari kemahaan hadiratNya Syafi’I, 201745. Jika syahadat adalah salah satu rukun Islam, maka Aku bersaksi tiada perempuan selain engkau’ adalah salah satu rukun Cinta. Baris kedua,’memperlakukanku seperti bocah berusia dua bulan’. Jelas bisa dipahami yang memperlakukan si aku adalah perempuan sesosok ibu yang merawat anak bayinya yang baru berumur dua bulan. Sebagaimana lazimnya bayi berumur dua bulan pasti sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang ibu. Karena bayi usia segitu belum bisa melakukan apa-apa secara mandiri dan butuh bantuan ibu dan ayahnya. Seperti itulah si aku diperlakukan oleh kekasihnya. Butuh perhatian dan kasih sayang, layaknya perlakuan seorang ibu kepada anaknya. Tapi apakah si aku menganggap dirinya anak biologis dari ibu yang sudah melahirkannya? Disinilah terjadi penyimpangan arti distorting meaning “ṭiflun” karena sifat ambiguitasnya sebagaimana pemaparan teori Riffaterre. Tentu saja kata ṭiflun disini bukan anak kandung dari ibu yang melahirkannya secara biologis, akan tetapi karakter-karakter NAZHARAT Jurnal Kebudayaan kekanak-kanakan melekat dalam jiwa si aku karena kekasih yang juga memiliki sifat keibuan. Baris ketiga, empat, lima dan enam. selain engkau/ ia menyajikanku susu unta/ bebunga dan permainan/selain engkau’. Baris puisi ini mengandung enjambemen, yaitu perloncatan baris yang berfungsi menciptakan ketegasan arti dan menimbulkan efek tafsir ganda Ratih, 201767. Sebagaimana seorang ibu yang selalu memberikan anaknya susu sebagai sumber makanan. Si aku juga begitu, selalu mendapatkan “air susu” dari perempuan yang selalu dirindukannya. Air susu disini berkonotasi air susu kehidupan. Air susu yang memberikannya kekuatan atau air susu disini menjadi simbol bahwa si aku selalu mendambakan makanan yang lezat buatan kekasihnya. Perempuan yang selalu memberikan “air susu” ini ingin menjelaskan bahwa si aku selalu mendapatkan perlakuan istimewa dan kemanjaan dari perempuan yang konon tak ada perempuan selain engkau itu. bebunga dan permainan’ adalah kebutuhan anak-anak. Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Si aku yang digambarkan oleh penyair selalu mendapatkan masa-masa yang indah dan sesuatu menyenangkan dari perempuan terkasih itu. Bunga identik dengan keindahan. Permainan bermakna konotasi kebahagiaan. Permainan disini bukan permainan anak kecil. Akan tetapi candaan-candaan mesra sepasang kekasih yang sedang dihujam api asmara dan membuat mereka tertawa bersuka ria. Awal bait kedua dimulai lagi dengan ungkapan, Aku bersaksi tiada perempuan’ tersirat makna keseriusan si aku. Baris kedua yang amat dermawan padaku bak lautan’. Si aku menyamakan kedermawanan perempuan yang luas tak bertepi seperti laut, disini terjadi proses penggantian arti laut. Hal ini untuk menggambarkan betapa mulia perempuannya itu. Perempuan mendermakan segala jiwa dan raganya untuk si aku. Si aku mendapat segala kebaikan dari perempuannya itu. Terdapat gaya bahasa majas Simile pada kata laut dalam baris puisi ini atau istilah retorika Arab disebut uslūb tasybih yaitu suatu ungkapan yang menyatakan ada kesamaan sifat dengan sesuatu yang lain, dengan menggunakan kata-kata perumpamaan baik secara eksplisit maupun implisit seperti kaf, mislu dan ka’anna Idris, 20179. Pada baris puisi ini disebutkan kata perumpamaan secara eksplisit yaitu kaf. Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre Baris ketiga, jernih bagai puisi’. Kata jernih ini bersifat multitafsir karena sifat ambiguitasnya sekaligus bentuk penyimpangan arti distorting meaning. Jernih berkorelasi dengan laut pada baris puisi sebelumnya. Bisa dimaknai kedermawanan perempuan yang tulus tanpa imbalan apapun. Perempuan yang jernih bagai puisi bisa bermakna kejujuran dalam hubungan cinta. Karena puisi adalah bahasa kejujuran yang berasal dari batin penyair yang sunyi. Baris keempat, Memanjakanku sebagaimana yang kau perbuat’. Si aku memiliki karakter anak kecil yaitu ingin dimanja’ oleh kekasihnya yang memiliki sifat keibuan. Si aku ingin segala kebutuhannya terpenuhi. Segala perintahnya dituruti. Bahkan si aku merengek seperti anak kecil jika keinginannya tidak dipenuhi. Baris kelima, Merusak diriku seperti kau perbuat’. Kata merusak disini sangat kontras dengan baris puisi sebelumnnya yaitu yang menggambarkan perempuan amat dermawan dan memanjakan. Tiba-tiba si aku mengejutkan dengan ungkapan bahwa perempuan yang dikasihinya juga merusak’ dirinya, disini terjadi penyimpangan arti. Sifat merusak ini justru menjadi “kenikmatan” bagi sepasang kekasih. Bisa jadi si aku merasa gelisah jika satu hari saja tak mendapat kabar dari kekasihnya atau merasa tersiksa karena selalu memikirkan perempuan yang selalu dirindukannya, inilah maksud dari merusak’. Jadi jelas dari larik ini, perempuan yang digambarkan oleh si aku bukanlah ibu biologis, tapi perempuan sebagai kekasih. Baris keenam, tujuh, delapan. Aku bersaksi tiada perempuan/ Telah menjadikan masa kanak-kanakku/ selama setengah abad selain engkau’. Dengan hadirnya perempuan dalam kehidupan si aku. Si aku merasa kembali ke masa kanak-kanak, orang yang dimabuk cinta senantiasa bersifat seperti anak kecil. Ingin dimanja, suka merengek, butuh kasih sayang dari ibu yang bukan melahirkannya sebagai anak biologis, tapi ibu yang melahirkannya sebagai Pencinta. Gara-gara perempuan yang tercinta, si aku yang sudah dewasa merasa kembali menjadi anak kecil selama hidupnya. Kata khamsīn menandakan waktu yang sangat lama bahkan abadi. Jika seseorang merasakan nikmatnya menjadi anak kecil yang selalu dimanja, selalu bahagia, selalu di temani dan diperhatikan oleh orang terdekatnya, niscaya orang itu merasa kaget menjadi dewasa karena harus mandiri dan punya banyak masalah. 3. Matriks, Model dan Hipogram NAZHARAT Jurnal Kebudayaan Untuk menggali makna puisi yang lebih luas dan mendalam, maka harus dicari model, matriks dan hipogramnya. Model puisi ini ada pada dua kalimat , yaitu      . kalimat pertama adalah pernyataan “Ia memperlakukanku seperti bocah” dan kedua “selain engkau”. Dua model ini dipilih karena mewakili seluruh baris puisi. “Ia memperlakukanku seperti bocah” menjadi model karena secara umum pengarang dalam puisi menggambarkan keadaan pencinta bersifat anak kecil karena perempuan yang dicintainya. Model yang kedua “selain engkau” dipilih karena kata-kata selain engkau’ selalu diulang-ulang sebanyak tiga kali dalam puisi ini, hal ini menjadi janji si aku bahwa semua perempuan di dunia ini adalah engkau. Engkau yang menjadi poros segala tingkah laku si aku yang menjadi subjek dalam puisi ini. Matriks atau intisari dari puisi ini adalah “Tiada perempuan yang mampu mengembalikan masa kanak-kanakku selain engkau”. Masa kecil adalah masa yang membahagiakan tanpa banyak masalah seperti itulah orang yang dilanda cinta. Pengarang puisi ALIA ini bukanlah anak kecil, tapi seorang Nizar yang sudah dewasa yang merasakan bahwa jatuh cinta itu menyenangkan. Diibaratkan seperti kembali ke masa kanak-kanak. Dalam sajak ini semuanya berkaitan dengan kelakuan anak kecil. Hal ini dibuktikan dengan kata-kata yang ada dalam puisi seperti dallalatni memanjakanku, al’ab permainan, laban uṣfūr susu unta dan ṭufūlah masa kanak-kanak. Si aku dalam puisi ini ingin dimanja sebagaimana seorang ibu yang memanjakan anaknya. Perempuan dalam puisi ini selalu mengajak si aku “bermain” yang tentu saja menghibur hati si aku yang tengah kasmaran. “Susu unta” memberikan kekuatan bagi si aku untuk menjalani cinta yang tak pernah tahu kapan berakhir masa kanak-kanaknya. Puisi biasanya baru bermakna penuh dalam hubungannya dengan sajak lain, baik dalam hal persamaan maupun pertentangannya. Penulis menemukan tiga pokok hipogram puisi yang dianalisis ini. Pertama, puisi yang dianalisis berhubungan dengan puisi Nizar yang lain. Kedua, Nizar mentransformasikan kisah legenda Layla Majnun kedalam puisi ALIA. Ketiga, ide pokok yang tersirat dari puisi tersebut adalah paham Monisme dalam filsafat, atau wahdatul wujud dalam tasawuf. Vol. 28 No. 02. Desember 2022 p-ISSN 2541-2183; e-ISSN 1412-4386 Puisi Asyhadu An Lā Imroatan Illa Anti Karya Nizar Qabbani Analisis Semiotik Riffaterre Hipogram puisi yang dianalisis berhubungan dengan serial puisi ALIA yang pertama bait terakhir yang berbunyi     Artinya Perempuan yang memasukkanku ke taman kanak-kanak. Baris puisi ini sesuai dengan model dan matriks yang sudah disebutkan. Proses penulisan puisi Nizar ini dilatari oleh roman Layla Majnun yang didalamnya juga terdapat syair-syair romantis. Secara historis, roman ini muncul terlebih dahulu pada dinasti Umayyah. Roman ini menceritakan seorang lelaki yang bernama Qays diberi gelar majnūn gila karena perempuan yang dicintainya. Qays juga tidak tertarik gadis lain, kecuali hanya Layla. Hal ini digambarkan melalui syair Qays kepada Laila “Aku mencintai Layla/tidak tertarik pada gadis lain/pandanganku telah tertunduk, dan mata terpejam/kepada selain Layla”Nizami, 200265. Jika Qays menjadi gila, maka Nizar mentranformasikan tokoh Aku dalam puisinya menjadi bocah karena cinta. Tentu saja menjadi bocah lebih menguntungkan daripada gila. Baik puisi Nizar maupun kisah Laila Majnun juga sama-sama fokus kepada satu perempuan. Pandangan puisi ini mengingatkan pada hipogram tentang paham Monisme dalam filsafat. Secara bahasa monisme berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal atau sendiri. Secara istilah monisme adalah keyakinan bahwa realitas adalah satu, dan sesuatu lainnya adalah ilusi atau mempertahankan bahwa dasar seluruh eksistensi adalah satu sumber Putra,dkk 2021. Paham Monisme ini juga mirip dengan konsep tasawuf wahdatul wujud yang digagas oleh Ibn Arabi, yaitu paham yang menekankan bahwa semua wujud yang ada di alam ini bersumber dari yang satu yaitu Allah. Alam ini diibaratkan sebagai cermin yang di dalamnnya terdapat bayangan Tuhan. Jadi Nizar menerapkan secara sadar ataupun tidak sadar paham monisme ini dalam proses kreatif penulisan puisinya ALIA, bahwa segala wujud perempuan di dunia ini adalah engkau. Perempuan-perempuan lain hanyalah bayang-bayang kefanaan. Hanya engkaulah yang mampu membahagiakanku dengan cara mengabadikan karakter kebocahanku. CONCLUSIONS  \  NAZHARAT Jurnal Kebudayaan Hasil analisis semiotik Riffaterre puisi ALIA antara lain melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik terdapat ketidaklangsungan ekspresi puisi. Seperti penyimpangan arti pada kata anak ṭiflun, jernih rāqiyah, merusak diriku afsadatnī. Penggantian arti pada kata laut bahrun. model puisi ini yaitu, ia memperlakukanku seperti bocah ta’āmalat ma’i kaṭiflin dan selain engkau illa anti. Matriks atau intisari puisi yaitu Tiada perempuan yang mampu mengembalikan masa kanak-kanakku selain engkau’. Hipogram puisi ini yaitu Pertama, puisi yang dianalisis berhubungan dengan puisi Nizar yang lain. Kedua, Nizar mentransformasikan kisah legenda Layla Majnun kedalam puisi ALIA. Ketiga, ide pokok yang tersirat dari puisi tersebut adalah paham Monisme dalam filsafat, atau wihdatul wujūd dalam tasawuf. Secara keseluruhan puisi ini menjelaskan bahwa Nizar menaruh perhatian penuh terhadap kaum perempuan. Karena baginya perempuan adalah mata air cinta. BIBILIOGRAPHY  References Aminuddin, 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung Sinar Baru Algensindo. Dhaīf, Syauqi, 2011. Mu’jam al-Wasīth, Mesir Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah. Djoko Pradopo, Rachmat, 2012. Pengkajian Puisi ,Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Hadi Putra, Yosep & Arliman, Raulensius, 2021. “Hakikat dari Monisme, Dualisme, Pluralisme” LexJurnalica Volume 18 April. Idris, Mardjoko, 2017. Ilmu Bayan kajian Retorika Arab, Karya Media Yogyakarta Munawwir, Ahmad Warson, 1997. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progresif Surabaya. Qabbani, Nizar, 1983. Asyhadu an Lā Imroatan Illa Anti, Damaskus Qabbani, Nizar, 2018. Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau, terj Musyfiqur Rahman,Yogyakarta Basabasi. Ratih, Rina, 2017. Teori dan Aplikasi Semiotik Michael Riffaterre, Yogyakarta Pustaka. Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotika, BandungCV Pustaka Setia. Sibarani,Robert, “Fenomena Bahasa Plesetan Dalam Bahasa Indonesia” Universitas Sumatera Utara. Syafi’i, Kuswaidi, 2017. Nada Dasar Cinta, Yogyakarta Diva Press. Syaikh Nizami, 2002. Layla Majnun terj. Salim Bazmul, Navila Yogyakarta. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung Sinar Baru al-Wasīth, Mesir Maktabah Shurouq ad-DauliyyahSyauqi DhaīfDhaīf, Syauqi, 2011. Mu'jam al-Wasīth, Mesir Maktabah Shurouq Bayan kajian Retorika ArabMardjoko IdrisIdris, Mardjoko, 2017. Ilmu Bayan kajian Retorika Arab, Karya Media Yogyakarta Munawwir, Ahmad Warson, 1997. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progresif an Lā Imroatan Illa Anti, DamaskusNizar QabbaniQabbani, Nizar, 1983. Asyhadu an Lā Imroatan Illa Anti, DamaskusDadan RusmanaRusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotika, BandungCV Pustaka Bahasa Plesetan Dalam Bahasa IndonesiaRobert SibaraniSibarani,Robert, "Fenomena Bahasa Plesetan Dalam Bahasa Indonesia" Universitas Sumatera Syafi'iSyafi'i, Kuswaidi, 2017. Nada Dasar Cinta, Yogyakarta Diva NizamiSyaikh Nizami, 2002. Layla Majnun terj. Salim Bazmul, Navila Yogyakarta. . 463 430 196 475 498 335 496 332

asyhadu anla atau asyhadu alla